Pengumuman kepada semua member. Ahad 31 Januari, Kebaktian PBM tidak akan diadakan . Kami hanya akan kembali pada 8hb Januari nanti. Terima kasih.
Laman Blog Rasmi Pelayanan Bahasa Malaysia Gereja Anglikan Good Shepherd Subang Jaya Masa Kebaktian : 2:00 petang - 4:00 petang Bible study : 4:15 petang-5 :15 petang Emel : pbmgssj@gmail.com Tel / Fx : 03-80251207 H/p : 019-3880285
Friday, 30 December 2011
Tuesday, 27 December 2011
Sunday, 25 December 2011
Saturday, 3 December 2011
KASIH UNTUK DUNIA YANG TERHILANG
KASIH UNTUK DUNIA YANG TERHILANG
(LOVE FOR A LOST WORLD)
Oleh Dr. W. A. Criswell
Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto
Khotbah ini dikhotbahkan pada kebaktian Minggu Malam, 1 Maret 1987
di First Baptist Church in Dallas
“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yohanes 3:14-18, 36).
Seluruh dunia, alam semesta, seluruh ciptaan telah jatuh dan berada di bawah kutuk dosa. Begitu juga manusia yang diam di bumi ini adalah manusia yang telah mengalami kerusakan dan terhilang di dalam kegelapan. Mengapa Allah tidak melenyapkannya saja? Mengapa Allah harus peduli terhadap alam semesta yang telah jatuh dan manusia yang telah bobrok dan mengalami kerusakan ini? Mengapa Allah tidak mengabaikan kita?
Di gereja yang pertama kali saya gembalakan di sebuah desa, saya memiliki seorang diaken yang sangat mengasihi Tuhan. Istrinya memainkan piano dalam kebaktian kami. Mereka memiliki satu anak, anak laki-laki yang suka berfoya-foya, melampaui apa yang dapat anda pikirkan. Demi dia orang tua ini kehilangan banyak harta yang ia miliki untuk memberikan ganti rugi terhadap serangkaian perampokan yang tiada akhir yang dilakukan anaknya ini. Bahkan akhirnya mereka menggadaikan kebunnya yang sangat luas dan indah.
Dan saya bertanya kepada suami-istri ini, ayah dan ibu dari anak nakal itu, “Mengapa kalian tidak membiarkan saja anak itu pergi dari rumah? Mengapa kalian menghabiskan segenap kekuatan hidupmu dan semua yang kalian miliki hanya untuk anak yang begitu durhaka?”
Dan mereka berkata, “Namun ia adalah anak kami. Ia adalah satu-satunya anak kami. Dan Anda masih sangat muda. Namun jika Anda memiliki seorang anak, pastilah anda bisa mengerti.”
Kasih dan kepedulian Allah ada di Taman Eden: “Adam, Di manakah engkau?” Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.
Coba Anda perhatikan bagaimana cara Allah menggambarkan kasih dan kepeduliaan-Nya kepada umat-Nya yang berdosa, itu di gambarkan dalam kehidupan Hosea yang mengambil istri seorang sundal atau pelacur, namun setelah menikah kemudian istrinya itu melacurkan dirinya kembali, dan akhrinya menjadi budak. Sama seperti gambaran hidup Hosea, Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya dari perbudakan dosa.
Atau coba perhatikan dalam Perjanjian Baru, Yesus datang ke dalam dunia adalah untuk mencari dan menyelamatkan kita semua yang terhilang. Atau perhatikan lagi kisah dari iman Kristen di sepanjang abad. Tuhan mengutus para rasul dan misionaris dan para martir sampai akhir dari dunia ini, semata-mata untuk menunjukkan kasih dan kepeduliaan Allah mencari manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk diselamatkan.
Salah satu bagian Alkitab yang indah yang dituliskan Rasul Paulus adalah dalam Efesus 3:18, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus.” Itu melampaui pengertian kita.
Sungguh tidak masuk akal! Kasih Allah di dalam Kristus sungguh tak terukur. Kasih-Nya tiada batas. Sungguh kasih itu tiada terhingga. Bagaimana Anda dapat menjelaskan dan memahaminya?
Apakah Anda pernah mendengar kisah tentang Harry Morehouse? Dwight L. Moody menutup kebaktian kebangunan rohaninya di Birmingham, England. Dan mereka berkumpul untuk mengucapkan selamat jalan kepada Moody yang akan kembali ke Amerika. Seorang muda dalam jemaat itu ikut memberi ucapan selamat jalan kepada Dwight L. Moody, dan nama anak muda itu adalah Harry Morehouse.
Ia berkata kepada D. L. Moody, “Saya akan datang ke Amerika. Dan ketika saya sampai di sana, saya akan berkhotbah untuk Anda.” Pada umumnya Anda tidak menyodorkan diri Anda sendiri untuk berkhotbah. Biasanya seseorang berkhotbah oleh karena ada yang mengundangnya. Namun itulah yang anak muda itu katakan kepada Moody.
Dan Moody menjawab dengan bijaksana, “Yah, ketika Anda tiba di Amerika, hubungi kami. Kami akan menerima Anda dengan senang hati.”
Sekitar enam bulan kemudian, ketika D.L. Moody ada di Chicago, ia menerima telepon dari Harry Morehouse yang ada di New York City. Anak muda itu berkata kepada Moody, “Saya telah tiba di Amerika. Saya ada di New York. Saya ingin berada di Chicago pada hari Rabu dan saya ingin berkhotbah untuk Anda Rabu malam.”
Ketiba Rabu tiba, Moody harus pergi keluar kota, namun ia telah meninggalkan pesan kepada diakennya, “Ada anak muda yang akan datang kemari yang bernama Harry Morehouse. Ia berasal dari Birmingham, England. Dan berilah kesempatan kepadanya untuk berbicara beberapa patah kata saja.”
Apa yang terjadi ketika mereka menjemput anak muda itu, dan anak muda itu kemudian berdiri dan berkhotbah di sana. Ia berkhotbah dari Yohanes 3:16. Dan ketika kebaktian berakhir undangan diberikan, dan kira-kira ada sepuluh orang diselamatkan. Itu adalah jam yang luar biasa.
Kemudian para diaken berkata kepada anak muda itu, “Besok malam atau Kamis malam kami ada kebaktian, dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan lagi.”
Kamis malam anak muda itu kembali menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama. Dan kira-kira ada lima belas orang diselamatkan. Itu sungguh luar biasa.
Mereka berkata, “Jum’at malam kami ada kebaktian lagi. Dan Anda yang akan menyampaikan Firman Tuhan kembali.”
Anak muda itu menyampaikan Firman Tuhan dari teks yang sama: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.” Kemudian ia memberikan undangan dan kira-kira ada dua puluh orang diselamatkan. Itu sungguh sulit untuk dimengerti.
Mereka berkata, “Sabtu malam, kami juga ada kebaktian lagi, dan kami minta Anda menyampaikan Firman Tuhan kembali.” Sabtu itu, D.L. Moody kembali ke Chicago. Dan istrinya berkata kepadanya, “Sayang, kita sedang berada di tengah kebangunan rohani yang luar biasa, kebangunan rohani yang ajaib. Banyak orang berubah dan bertobat.” Dan istinya melanjutkan, “Ketika kamu menghadiri kebaktian itu, pasti kami akan bertobat.” Moody menentangnya, dan berkata, “Saya telah berkhotbah lebih dari dua puluh tahun. Dan kamu katakan saya akan bertobat?”
“Ya,” katanya. “Kamu akan melihatnya sendiri.”
Ketika ia datang dalam kebaktian Sabtu malam itu, ia duduk paling depan. Ia duduk di sana dengan sikap meremehkan anak muda itu. Namun ketika anak muda itu menyampaikan khotbahnya, kira-kira ada tiga puluh orang yang bertobat. Itu sungguh sulit untuk dijelaskan. Anak muda itu secara terus menerus berkhotbah dari ayat yang sama setiap malam di gereja itu selama enam minggu berturut-turut dan kebangunan rohani yang agung terjadi, Roh Kudus dicurahkan di sana
Ketika pelayanan itu berakhir, Moody berkata, “Istriku benar. Saya telah ditobatkannya. Saya telah diubahkannya.” Ia berkata, “Selama ini saya berkhotbah dari sisi Sinai. Berkhotbah tentang Neraka, penghukuman dan api dan kilat dan guntur. Namun,” katanya, “Saya telah berubah. Saya telah bertobat. Saya mulai sekarang akan mengkhotbahkan sisi yang lain, yaitu tentang kasih Allah, dan darah Yesus serta pencurahan kasih Roh Kudus.”
ALLAH MENGASIHI DUNIA
Betapa itu adalah hal yang ajaib! “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.”
Ada tiga kata bahasa Yunani untuk dunia. Yang pertama adalah “ge” Kata geografi berasal dari kata ini. “Ge” adalah kata Yunani yang berhubungan dengan dunia dalam pengertian sesungguhnya, yaitu tanah atau substansi dari dunia ini. Yang kedua adalah oikoumene. Kata Oikoumene mengacu kepada dunia sebagai tempat untuk didiami. Dan yang ketiga adalah kosmos. Ini berhubungan dengan ciptaan Allah yang begitu indah dan teratur. Kata ‘kosmetik’ berasal dari kata ini yang berarti cantik atau indah.
Dan kata ‘kosmos’ inilah yang digunakan dalam ayat ini: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia (kosmos) ini,” atau karya Tuhan yang terbaik, terindah ini.
Namun segala sesuatu yang kita lihat dalam dunia ini mengingkari kasih dan kehadiran Allah. Allah nampak begitu terpisah dari alam semesta ciptaan-Nya. Ketika badai dan berbagai bencana melanda sepertinya Tuhan begitu jauh.
Cerita-cerita perang dan penumpahan darah serta pembunuhan, terorisme dan berbagai penyakit yang secara universal dialami manusia dan akhirnya kematian – Bagaimana di dalam kasih Allah melihat semua itu sementara Ia memisahkan diri darinya? Bagaimana mungkin Allah melakukan itu dan kemudian berkata mengasihi dunia ini?
Hanya dengan kehadiran Roh Kudus kita dapat memahami kasih-Nya terhadap alam semesta atau dunia yang telah jatuh dan terhilang ini.
Apakah Anda tahu –Pernahkah Anda mendengar pujian yang indah ini, “Kasih Allah”? Apakah Anda tahu dari mana asalnya lagu itu?
Ada orang gila yang meninggal di rumah sakit jiwa. Dan ketika mereka mengangkat tubuhnya yang terkubur sampah di tempat pembuangan sampah, pada tembok di selnya, di rumah sakit jiwa itu tertulis syair ini:
Kasih Allah amat besar
Dan tak dapat dilukiskan
Lebih tinggi dari bintang
Lebih dalam dari lautan
Walau dengan dawat selaut
Langit dijadikan kertas
Batang pohon sebagai pena
Dan tiap orang penulis
Tak mungkin akan menuliskan
Kasih Allah yang besar
Langit dari timur ke barat
Tak akanmemuatnya
Kasih-Nya Hu tak terduga
Betapa kayanya
Tetap dinyanyikan malak
Dan saleh-salehnya
IA MEMBERIKAN ANAK-NYA YANG TUNGGAL
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
Revised Standard Version of the Bible, copyrighted by the National Council of Churches menghilangkan kata ‘begotten.’ Kata ‘begotten,’ ‘Anak-Nya yang tunggal’ diterjemahkan dari kata Yunani ‘monogene.’
Dan ketika mereka ditanya, “Mengapa Anda menghilangkan kata itu?” Mereka menjawab, “Itu tidak perlu. Itu berlebihan.” Oleh sebab itu mereka menghapus kata monogene. Namun Allah meletakkan kata itu dalam Firman-Nya. “Anak-Nya yang tunggal” atau dalam KJV “Only begotten Son.”
Dan alasan Tuhan meletakkan kata itu di sana untuk menegaskan betapa berharganya hadiah yang Ia berikan untuk penebusan dan keselamatan kita. Anda melihat Yesus adalah Tuhan Allah yang berinkarnasi.
Ia – Allah yang menjadikan kita, yang menciptakan kita. Ia – Allah mengambil rupa menjadi sama dengan kita. Dan Ia menanggung air mata kita. Dan Ia menderita oleh karena pelanggaran kita.
Dan Ia menghidupi kehidupan kita. Ia mati dengan cara yang paling kejam. Ia mati demi menggantikan kematian kita. Ia telah melakukan semua itu. Ia telah menyerahkan diri-Nya sendiri untuk penebusan kita, agar kita diselamatkan.
Allah tidak pernah mengorbankan planet atau alam semesta atau bintang atau pun lautan dan gunung-gunung yang menjulang serta kekayaan alam semesta ini. Namun Ia mengorbankan diri-Nya sendiri.
Bolehkah saya memberikan ilustasi ini? Saya lahir di dataran Oklahoma barat dan bertumbuh di sana. Selama tahun-tahun itu ada misionaris yang diutus ke Oklahoma barat untuk melayani salah satu suku Indian di sana. Ia membawa tenda dan mendirikannya di sana dan mengundang semua orang Indian di dataran itu untuk menghadiri kebaktian kebangunan rohani. Ketika ia sedang berkhotbah di bawah tenda itu – berkhotbah tentang kasih Allah di dalam Kristus Yesus – kepala suku Indian maju ke depan sambil menuntun kudanya dan kemudian mengikat kuda itu di tiang tenda itu dan kemudian berdiri di depan misionaris itu dan berkata, “Misionaris, kepala suku Indian menyerahkan kudanya kepada Yesus.’ Misionaris itu tidak memperhatikan dia, namun tetap berkhotbah tentang kasih Allah.
Kepala suku yang sudah lanjut usia itu berdiri kembali. Pada kesempatan ini ia maju ke dapan dan meletakkan kapaknya di bawah kaki misionaris itu, dan berkata, “Misionaris, kepala suku Indian menyerahkan kapaknya kepada Yesus.” Misionaris itu tidak memperhatikan dia, namun terus berkhotbah tentang kasih Allah.
Kepala suku itu kemudian berdiri kembali dan ia bersujud dan memandang wajah misionaris itu, dan berkata, “Misionaris, kepala suku orang Indian menyerahkan dirinya kepada Yesus.” Begitulah Tuhan.
SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA
Betulah Tuhan Allah. Ia yang memiliki dunia dan alam semesta serta segala isinya. Namun itu saja tidak cukup. Ia tidak hanya memiliki manusia yang Ia kasihi dan dunia yang Ia ciptakan. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri, Anak-Nya, Allah yang berinkarnasi “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Oh Tuhan, mungkinkah itu? Tidak heran bila Paulus berkata bahwa itu melampau pemikiran kita. Itu melampaui pengetahuan kita. Saya dapat memahami bila kita bersikap baik kepada orang yang menyanyangi kita. Dan saya dapat mengerti bila kita bersikap ramah dan mengasihi orang-orang yang mau mendengarkan kita, baik dengan kita, responsif dan ramah. Namun, Oh Tuhan Allah, ketika Engkau berkata “supaya setiap orang” itu berarti orang-orang berdosa yang telah rusak, bobrok, kotor dan selalu menghujat Tuhan.
Tuhan Allah, bagaimana Engkau dapat melakukan itu? Namun itu adalah kuasa dan kekuatan pemberitaan Injil Anak Allah.
Pada suatu kali Dr. Ironside dari Moody Church di Chichago berkhotbah di jalanan di San Francisco. Dan ketika ia mulai berkhotbah, salah satu dari orang-orang yang berdiri di jalan itu menyela dan berkata, “Semua yang Anda katakan itu adalah bohong. Dan saya menantang Anda besok di tempat yang sama ini, pada jam yang sama, untuk berdebat dengan saya. Saya akan ada di sini. Dan Anda harus kembali ke sini. Dan kita akan berdebat tentang yang khotbah Anda yaitu tentang kasih Allah.”
Dan Dr. Ironside menjawab, “Saudaraku, dengan senang hati saya akan menjumpai Anda di sini. Di tempat ini, pada jam seperti ini. Kita akan mendiskusikan realitas Tuhan Allah dan kasih-Nya kepada kita. Kita hanya akan mendiskusikan masalah itu saja. Hanya itu.”
Ironside berkata, “Aku akan ada di sini besok di tempat yang sama, dan pada jam yang sama seperti sekarang ini. Dan saya akan mengajak seratus orang jahat, yang telah mengangkat tangan dan diselamatkan oleh anugerah kasih Allah di dalam Kristus Yesus, diselamatkan oleh kuasa Pribadi yang telah disalibkan. Saya akan ada di sini. Dan saya akan datang bersama seratus orang yang telah mengangkat tangan dan telah diselamatkan oleh kuasa Injil dan mereka dulunya adalah orang-orang Atheis dan tidak ber-Tuhan. Dan kita akan berjumpa di sini pada jam yang sama, di tempat yang sama.”
Kemudian orang kafir itu terdiam, dan kemudian pergi dengan rasa malu.
Dari mana Anda menemukan seratus orang atheis dan penghujat Tuhan dari dunia yang penuh dengan dosa dan bobrok ini? Dari mana Anda akan menemukannya?
Saudaraku, di banyak kesempatan dan di berbagai tempat di dunia ini, saya dapat membawa beribu-ribu orang yang telah diselamatkan oleh kemuliaan dan kuasa serta kehadiran dan anugerah kasih Allah di dalam Kristus Yesus. Itu sungguh ajaib. Itulah apa yang Paulus katakan yang melampaui pengetahuan.
Saya pernah berada di Afrika bersama salah satu dari misionaris kita, dan ia adalah seorang dokter medis. Di sana banyak orang Afrika, orang Nigeria yang terjangkit penyakit lepra, dan mereka mengusir orang-orang yang kena lepra ini keluar dari desa, atau kota atau berbagai tempat. Mereka yang sekarat itu dilempar keluar dari desa mereka.
Apa yang dilakukan dokter ini adalah mengumpulkan mereka yang terbuang itu. Dan saya pergi bersama dengan dia, mengunjungi suatu tempat di mana orang-orang itu dikumpulkan. Sebulan sekali ia melayani orang-orang lepra ini. Saya tidak dapat menggambarkan bagaimana perasaan saya menyaksikan itu. Apa yang terjadi pada orang yang terjangkit lepra itu, lepra itu bisa membuat jari-jari tangan Anda copot, atau jari-jari kaki Anda putus, dan hidung Anda lepas atau telinga Anda lepas. Dan penyakit itu dapat membuat tubuh Anda penuh luka. Pokoknya itu tidak dapat dibayangkan.
Namun ia mengumpulkan orang-orang ini di suatu tempat, dan merawat mereka. Ratusan orang yang terjangkit penyakit ini dilayani satu per satu. Ia melayani mereka. Dan saya hanya berdiri dan menyaksikan mereka di sana.
Bagaimana Anda menjelaskan kasih Tuhan yang mencari setiap manusia yang telah rusak sama seperti orang-orang yang sakit itu? Namun di sini dikatakan “setiap orang.” Ya, setiap orang! Itu adalah semua orang yang terhilang, manusia yang telah rusak. Dan itu termasuk saya. “Setiap orang yang percaya kepada-Nya,” sungguh ini menunjukkan cara yang sederhana dan gampang.
Yesus memberikan ilustrasi tentang ini ketika Ia berkata,
“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang keka” (Yohanes 3:14-15).
TIDAK AKAN BINASA MELAINKAN BEROLEH HIDUP KEKAL
Cara keselamatan, penebusan kita itu sungguh sedernaha, yaitu dengan menerima, percaya kepada Dia. Betapa jelas dan sederhananya cara untuk kita diselamatkan, yaitu dengan membuka hati Anda untuk menerima kasih dan rahmat Tuhan. Dan Tuhan memberikan ilustrasi ini.
Saya dapat dengan mudah membayangkan, sangat gampang, di perkemahan di padang gurun itu, banyak ular berbisa. Mereka ada di mana-mana. Itu adalah penghukuman dari Tuhan – kematian terjadi di mana-mana. Dengan mudah saya dapat membayang seseorang yang digigit oleh reptil yang sangat berbisa itu. Kemudian ia membengkak dan kejang-kejang dan sekarat. Dan kemudian seseorang berlari kepada orang yang digigit ular itu dan berkata, “Oh, oh, oh! Di tengah-tengah perkemahan Musa didirikan ular tembaga. Dan saudaraku, jika kamu memandang ular tembaga itu, maka kamu akan sembuh dan kamu akan hidup.”
Hanya dengan memandang! Hanya dengan memandang!
Ada kehidupan ketika engkau memandang Pribadi yang disalibkan.
Ada kehidupan pada saat itu juga bagi engkau.
Pandanglah hai orang berdosa
Pandanglah Dia dan temukan keselamatan di dalam Dia
Pribadi yang dipakukan di salib itu!
Hanya dengan memandang! Hanya dengan memandang!
Ada kehidupan bagi yang memandang Pribadi yang tersalib
Hanya dengan memandang!
Siapa saja yang memandang,
Percaya saja, maka engkau tidak binasa
Melainkan beroleh hidup yang kekal.
Betapa ini adalah hal yang sungguh luar biasa! Kata ‘binasa’ itu berarti ‘gehena’ – tempat yang mana cacingnya tidak akan mati dan apinya tidak pernah padam. Itu berarti kegelapan. Itu berarti penghukuman dan neraka.
Oh Tuhan, betapa Engkau mengasihi kami, sehingga hanya dengan memandang dan percaya kepada Kristus, kami tidak akan binasa. Engkau lepaskan kami dari gehena, neraka yang kekal, aionios, untuk selama-lamanya.
Monday, 28 November 2011
Sunday, 20 November 2011
Tuesday, 1 November 2011
BOOKMARK GEREJA
Shallom semua. Apa khabar member GS ? kita bersama lagi dalam entri terbaru dari kami. Terima kasih atas sokongan doa daripada rakan-rakan yang lain. Di sini kami sertakan bookmark gereja untuk tatapan anda semua. Kami berdoa agar seluruh pelayan, gembala dan pastor dari sabah dan sarawak akan bersama-sama dalam pelayanan kami. Walaupun kami dari gereja dominasi Anglikan, tetapi kami melayani semua pelajar dan pekerja dari pelbagai demonasi. Terima kasih semua. Tuhan memberkati.
Sunday, 16 October 2011
Monday, 10 October 2011
Khemah PBM 2011
Shallom. Kita berjumpa lagi dalam rumusan khemah PBM 2011. Secara keseluruhan, khemah ini berjaya mesej yang jelas tentang pekerjaan Roh Kudus dan bagaimana Roh kudus itu sangat berkerja. Kami percaya bahawa khemah ini telah membawa semangat yang berkobar-kobar dalam pelayanan anda. Kami percaya bahawa Roh kudus sedang berkerja dengan luar biasa dalam diri peserta kem kali ini.
Group photoSesi makan
Saturday, 8 October 2011
Khemah PBM 2011 Day 1
Shallom semua. Apa khabar? kita bertemu lagi dalam posting kali ini mengenai Khemah PBM 2011. Bermula semalam jamahab Roh kudus sangat luar biasa dalam Khemah ini. Ramai yang digerakkan dan disentuh hati mereka oleh Tuhan. Kita berdoa agar malam ini dan esok kuasa Tuhan dan kepenuhan Roh kudus akan meluap-luap dalam peserta Khemah kali ini. Amen
Saturday, 1 October 2011
ARTIKEL DOA: KEHIDUPAN PRIBADI PRAJURIT KRISTUS YANG BERDOA
Shalom, Doa merupakan napas hidup orang percaya. Itulah sebuah ungkapan betapa doa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Ibarat kehidupan yang mengharuskan kita bernapas, demikian juga pertumbuhan iman kita akan mati jika kita tidak berdoa. Dalam edisi kali ini, kami akan membahas hal-hal yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan rohani yang kuat. Kami berharap semoga materi kali ini dapat memperkuat gaya hidup Anda untuk berdoa. Tuhan memberkati. Redaksi Tamu e-Doa, Rento Ari Nugroho < http://doa.sabda.org > ARTIKEL DOA: KEHIDUPAN PRIBADI PRAJURIT KRISTUS YANG BERDOA Rencana Allah Memakai Manusia Fakta Alkitab menunjukkan bahwa Allah bekerja melalui manusia. Will Houghton berkata, "Allah menulis sejarah dengan istilah manusiawi." Cerita Kitab Kejadian berkisar pada delapan orang. Alkitab menampilkan epik dan kurun sejarah, namun yang menjadi pusatnya adalah manusia. "Umumnya, manusialah yang menjadi kunci zamannya", kata R.A. Torrey. Memang benar, oranglah yang dipakai Allah sebagai pelaksana maksud-Nya di dunia ini. Augustinus menambahkan, "Tanpa Allah, kita tak mampu. Tanpa kita, Allah tidak mau." Pikiran ini dilukiskan jelas ketika kita menghadiri kebaktian di gereja. Bagaimanakah Allah mencapai orang-orang terhilang dalam kebaktian? Apakah dengan bangku? Dengan lampu atau mimbar? Tidak. Cara Allah ialah dengan memakai orang. Jarang sekali Allah memakai barang-barang. Rencana-Nya berpusat pada seorang manusia. Setelah kita bertumbuh rohani, kita baru bisa berdoa sesuai dengan keinginan Tuhan. Di bawah ini dicantumkan hal-hal yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan rohani yang kuat, serta perkembangan pribadi yang berarti. 1. Perlunya Penyerahan Penuh. Hal terpenting untuk memperbaiki diri adalah penyerahan penuh. Pada dasarnya ini sesuai dengan prinsip alkitabiah. Leonard Ravenhill menyatakan, "Banyak kesukaran kita jumpai dalam penginjilan dunia. Namun, kesulitan-kesulitan itu menyebabkan orang menjadi lebih ulet. Harganya mahal." M. Francois Coillard menambahkan, "Haruslah kita ingat bahwa Yesus menyelamatkan dunia bukan dengan jalan menjadi perantara dalam kemuliaan." Sebaliknya, Ia memberikan diri-Nya sendiri. Kita banyak berdoa untuk penginjilan dunia. Namun, doa-doa itu sangat bertentangan dengan yang diharapkan, selama kita hanya memberikan sisa-sisa saja bukannya mempersembahkan diri kita sendiri. Jadi, inilah titik mula kedewasaan. Kita haruslah seperti Yesus, karena Yesus Kristus menyerahkan diri sepenuhnya. 2. Perlunya Menerima Pengampunan. Ada orang-orang Kristen yang sangat kurang mengenali maupun menghargai dirinya sendiri, sebab mereka tidak mau menerima pengampunan dari Allah. Mereka terus menderita secara rohani, karena merasa kurang layak mendatangi hadirat Allah yang Kudus sebagaimana adanya mereka. Seorang pengarang tidak dikenal pernah menuliskan, "orang-orang suci adalah orang yang membiarkan pengampunan Allah masuk sepenuh-penuhnya ke dalam hidup mereka, sehingga bukan hanya dosa disucikan, tetapi termasuk juga diri mereka yang sesungguhnya." Sekali lagi kita lihat proporsi kemauan mereka untuk sungguh-sungguh mengampuni orang lain, persis dengan tingkat pengampunan yang telah mereka terima. Di sini, kita melihat satu lagi kunci utama untuk perkembangan diri. Sangat perlu kita sadari bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib untuk mengampuni dosa kita secara sempurna. Pengampunan ini komplet. Yesus sendiri mengatakan "sudah genap". Kita hanya dapat berkembang dengan sempurna bila kita mau menerima fakta ini. 3. Perlunya Disiplin. Disiplin merupakan faktor utama dalam perkembangan diri. Kehidupan Kristen yang utuh kita hayati hanya bila kita patuh dan disiplin. Memang ada kebebasan dan semangat untuk melayani Tuhan. Namun, janganlah kita lupa segi lain, yaitu disiplin dan kepatuhan. Hope Mac Donald berkata, "Disiplin adalah kunci tunggal untuk membuka pintu hidup yang penuh sukacita dengan Kristus." Orang Kristen sebagai anak Allah, dapat menghayati betapa dalamnya perkembangan rohani seperti yang Kristus inginkan. Inilah syarat mutlaknya: mereka harus membenamkan diri di dalam firman Allah, khususnya Sabda Yesus Kristus perihal menjadi murid yang sejati. 4. Perlunya Menjaga Kesehatian Tubuh. Hampir dapat dipastikan kita berfungsi sebaik-baiknya secara rohani, ketika kita dapat berfungsi dengan baik secara jasmani. Kita tidak dapat memerhatikan keperluan khusus untuk berdoa, bila pikiran kita terus terganggu oleh tubuh yang sakit. Memang, adakalanya Allah membiarkan penyakit dan penderitaan untuk membawa orang Kristen ke tingkat rohani yang lebih tinggi. Walaupun demikian, dalam kebanyakan hal, tubuh yang kurang sehat mungkin disebabkan kurangnya pemeliharaan di masa lalu. Yesus memperingatkan para murid-Nya untuk hal ini. Pada saat berbicara tentang peristiwa yang mengawali kedatangan-Nya kembali, Tuhan memperingatkan para murid agar "Jangan sarat oleh, pesta pora dan kemabukan, serta kepentingan duniawi (Lukas 21:34). Peringatan pertama dalam ayat itu mengenai pesta pora, termasuk makan terlalu banyak. Yesus menentang ini karena Ia tahu hal yang berlebihan, merintangi perkembangan diri orang percaya dalam bidang kesehatan. 5. Perlunya Menghargai Waktu. Sejarah menunjukkan bahwa ada orang-orang yang berbuat banyak bagi Allah. Mereka sangat menyadari perlunya menggunakan waktu dengan bijaksana. Bagi mereka, setiap menit berharga, sebagai hadiah istimewa dari Allah. Hamba-hamba Tuhan seperti John Wesley dan George Whitefield, teliti sekali mengenai penggunaan waktu. Misalnya John Wesley, ia mulai kegiatan pukul 04.00 pagi dan selalu ia tepat waktu. Ia beristirahat malam pukul 22.00. Jika ada tamu pada saat itu, Wesley mengakhiri dengan berbicara sopan: "Nah, saudara-saudara, inilah saatnya semua orang sebaiknya berada di rumah." John Wesley tahu, kalau ia tak memerhatikan waktu malam itu, ia akan sangat terganggu besok paginya. Barangkali kesalahan terbesar yang dibuat orang Kristen dalam hal pemakaian waktu adalah mengubahnya menjadi karet. Haruslah kita pusatkan perhatian kepada hal terpenting untuk mencapai tujuan. Seorang Quaker [Kelompok orang Kristen saleh di Inggris, Red.] yang bijaksana, Thomas Kelly menyimpulkan "Kita tak dapat mati di atas setiap salib." 6. Perlunya Pikiran yang Diperbaharui. Kita tidak boleh meremehkan kekuatan "berpikir sehat". Ini perlu dalam perkembangan diri. Dalam pokok pembicaraan ini disinggung betapa kita harus "menyaring" apa yang masuk ke dalam pikiran kita. Dalam Perjanjian Baru, kata bertobat bermakna harfiah sebagai "memiliki pikiran yang berbeda". Berpikir positif menghasilkan pertumbuhan diri pribadi, sedangkan berpikir negatif menghalangi kedewasaan rohani. Norman Vincent Peale memberi nasihat, "Setiap orang waras pernah memikirkan dan menyadari hal ini: Benarlah kata para dokter bahwa sikap negatif, kebencian, gerutu, maksud buruk, kecemburuan, dendam kesumat menyebabkan kesehatan memburuk. Serangkaian kemarahan menyebabkan rasa perih dalam perut yang mengarah ke penyakit perut. Reaksi-reaksi kimia tertentu dalam tubuh ditimbulkan oleh cetusan emosi yang menghasilkan rasa kurang sehat. Bila hal ini terjadi terus- menerus sepanjang waktu tertentu, maka kondisi tubuh secara umum akan semakin memburuk. 7. Perlunya Roh yang Benar. Ini sebuah teka-teki: dari segi duniawi, kita melihat dari Alkitab bahwa Allah memilih orang berumur 80 tahun memimpin puluhan ribu orang menyeberangi padang tandus ke tanah perjanjian. Tepatnya mengapa Allah memilih Musa yang tua itu menjalankan tugas itu. Jawabannya dilukiskan dalam Bilangan 12:3. Digambarkan "Musa seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang ada di atas muka bumi". Di antara orang-orang itu, Musa memiliki hati yang lembut, oleh sebab itu Allah memilih dia memikul tanggung jawab besar. Memang Musa menulis lebih banyak halaman Alkitab dibandingkan dengan siapa saja, termasuk Paulus. Tak sukar mencari sebab mengapa ia dipilih. Musa dapat diandalkan untuk mendengar dan mematuhi Allah. Seorang yang memiliki "roh yang benar" selalu rela mendengarkan. Daniel memiliki sikap hati yang sama. Ia itu ditinggikan melebihi semua raja-raja dan pemimpin-pemimpin di Babilonia. Bukan itu saja yang Alkitab sebutkan, tetapi dinyatakan juga mengapa Daniel menerima peningkatan itu. Mungkin ada orang berpendapat, itu karena Daniel selalu berdoa, tetapi penjelasan lengkap dari firman Allah bukan hanya demikian. Dengan sederhana Alkitab berkata, "Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu karena ia memunyai roh yang luar biasa." (Daniel 6:43) Perkembangan diri dalam semua segi sangat penting bila kita mau dipakai oleh Allah. Orang yang tidak rela memperkembangkan suatu "roh yang luar biasa" tak mungkin akan pernah bertumbuh dengan sempurna. Sumber asli: "Pedoman Doa yang Mengubah Dunia" Penerbit: Yayasan Literatur Kristen Indonesia
Thursday, 29 September 2011
Movement of the Moderates
Movement of the Moderates
by Rev. Eu Hong Seng
MALAYSIA continues to face some of her darkest moments as a nation. Over the past months, the lack of political will to mitigate racial and religious intolerance has naturally given rise to ideologues, extremists, and radicals. All these are no different in essence from the keris-wavers and cow-head trampling demonstrators we saw a few years ago.
How one can rant and rave and threaten bloodshed and yet walk the streets a free man, whilst those who merely wear yellow T-shirts can be arrested, is most incomprehensible and unfortunate.
The 9 July 2011 Bersih 2.0 rally is a culmination of frustrations of the nation's citizenry, and I suspect this marks the beginning of a movement of the moderates.
There is some truth in the government's reasoning that rallying "is not our culture." But when tens of thousands of ordinary peace-loving people persist to take to the streets, besides the many thousands more who could not go due to the blockades and gridlock in the capital city, then it is incumbent on all of us to do some soul-searching.
The arguments for the legitimacy or otherwise of the Bersih 2.0 rally reminds me of the famous "Lady Justice." This iconic figure wears a blindfold over her eyes while lifting a sword in one hand and carrying a pair of scales on the other. Symbolically, she represents fair and equal administration of the law - without prejudice, avarice, corruption, fear or favor.
If our leaders had likewise worn a blindfold1 and were asked to objectively judge the calls of concerned citizens and assess their conduct at the rally, their response would not have been so immature.
In many parts of the world, any group or government espousing to "clean the electoral roll," "stop corruption," "use indelible ink" - would have been praised as being proactive, decent, fair-minded, honest, rational. Strangely in Malaysia, when some people ask for these very same practices, they are "demonized", simply because they are "not government". What we witnessed on 9 July 2011 was the epitome of crude partisan politics.
Personally, I think the demands of Bersih 2.0 - for electoral reforms and the right to have a peaceful march - were not only reasonable, but impartial as well. Bersih 2.0 was not proopposition but pro-democracy.
The people of Malaysia are maturing in democracy and we can no longer tolerate unfair practices, corruption, vote-buying and otherwise. Being "blindfolded" like Lady Justice also means we are color blind, i.e. it does not matter if you wear red T-shirts or have green banners, nor does it matter if you are yellow, black or brown-skinned.
A right is a right. A wrong is a wrong regardless of whether it is committed by the government or the opposition or whomsoever.
I know the Church in this nation to be a peace-loving people. But more importantly, we are a people of the Book and our Book teaches us principles and values, rights and wrongs.
We remember Christ's mandate to love our neighbors as ourselves and not conduct ourselves in an un-Christian manner. At all times, we want to be conciliatory and be agents of peace to ensure harmony.
We must resist the temptation to say and do things that are escalatory and antagonistic. When highly confrontational tactics begin to replace more co-operative approaches, conflicts escalate and more extreme personalities maneuver to become leaders of the conflict groups.
And when this polarization degenerates till so much that is said and done makes no sense, we then need to remind ourselves that Lady Justice, though blindfolded, is "not gagged." This is where the silent majority and the Church must speak up. Scriptures mandate us to open our mouth.2
Moderates must speak up to check the damage intended by hard-liners and ensure that democracy is not hijacked.
We do not subscribe to "political subversion" but the Church has the responsibility to stand up against the fanatics and hypocrites bent on corrupting the moral fiber of our people and destroying our democratic nation.
There is nobody to save Malaysia except Malaysians. It is time for the moderates to speak up, be heard and play their role in this nation.
(This article was first published on the NECF website on 13 July.
Monday, 19 September 2011
Gereja Anglikan Good Shepherd
Shallom. Dalam entri kali ini, kami ingin memaparkan keadaan luar gereja. Gereja ini terletak di atas lot kedai seperti yang dipaparkan kepada anda. kami percaya bahawa anda juga boleh terlibat bersama kami dengan mempromosikan gereja ini di gereja lokal anda di sabah, sarawak dan semenanjung. Tuhan memberkati semua.
Letaknya Gereja iniPintu masuk ke depan
kawasan tempat letak kereta
Kawasan letak kereta
Saturday, 17 September 2011
Konsert PBM 2011
Shallom semua. kami sangat mengucap syukur kerana konsert PBM berjaya dengan pimpinan Tuhan. Lebih dari 130 jemaat yang hadir pada malam tersebut. kami sangat berterima kasih kepada pengkhotbah undangan, Mr Eugune Lim dari Damansara Utama Methodist Church ( DUMC) yang melayani bersama dengan kami bersama dengan rombongan beliau. Terima kasih juga kepada jemaat dari Masterskill,St.Paul, St.Mary`s dan St.Katherine yang datang bersama-sama dengan kami pada malam konsert tersebut. Tuhan berkerja dengan amat luar biasa sekali. Tuhan memberkati anda semua.
Sunday, 11 September 2011
Kesaksian dari Mr Kerk
Dear Adrian & Irene,
The attendance for the first night was 800+. After the news of what had happen on the 1st night, the attendance on the 2nd night soared to above 1000+. The hall is with air-condition, however, due to the number of attendants, the temperature outside the hall is very much cooler than inside the hall. For the 1st night, meeting started at 7pm and went on until 1am. For the 2nd night, I left at 12pm and was told it will go on until 2-3am. due to the number of people attended.
The Lord is using this great evangelist to perform great things amongst the Lower Perak folks.
In between singing praises and gospel talk he performed healing. As there were too many happening that cannot be documented in great detail, below are some of the event that very obviously took
place in front of my eyes.
1. seven to eight people were heal of hearing defect. My friend, Peter Lim who was deaf since 2008, is
able to communicate to me in a crowd. The night before, when I talk to him, he will be talking on
some other subject.
2. One 17 year old Chinese girl was deaf and dump. After praying, she was able to hear and respond to the speaker’s call to call the name of “Jesus”. Although the pronunciation was not very accurate, but she can hear and respond to the speaker. The teacher who brought her here could not believe it.
3. A 20+ Indian girl came in a wheel chair. she met with an accident one & a half year ago. She cannot walk and the back has to be reinforced by a thick woollen plastic support. The speaker came forward and pulled her up from her wheel chair and asked her to walk with him and eventually run with him. After that, they was a dialogue between two of them and I saw she put her hand into her dress and pulled out the woollen plastic support from her back and gave it to the speaker. The speaker shouted that from now on you don’t need this. She was asked to band forward and backward which she did. You cannot believe with what you see, she did it so well. In fact, she commented she did not intent to come for the meeting tonight because tomorrow she has an appointment with the doctor for follow up.
4. A five year old girl born with defective left leg. One leg is shorter than the other. Further she could not control her urine. she has to put on napkin all the time. After praying and lying on the floor for sometimes, she got up and began to walk. Her mother commented that she can now walk properly with the left foot facing the front instead of facing left side.
I have more than 10 persons from Unitata attended the meetings. Many of them were excited to see what had happened. some request to know when is the speaker coming again. I am very sure the two nights event had aroused interest for the Lord in many hearts. We have yet to assess the impact.
Thank you for your prayer.
Sambutan 9/11
Shallom. Hari ini seluruh Warga Amerika akan mengenang kembali serangan pada 11 september 2001.
Marilah kita bersama-sama berdoa untuk keluarga mereka.
Bishop Ng Moon Hing
9/11 incident will be 10 years this Sunday. America is gearing up for tight security of possible impending attack by terrorists. We know that this is not a war between America and the Islamic Terrorist Group Al-Qeada. It is in fact a spiritual war. It is not an American issue alone. It is an issue of the whole world, including Malaysia.
Let us use this Sunday or any Sunday to continue to pray for:
1. Peace and love to prevail.
2. Respect for sanctity of human lives.
3. Forgiveness as the main agenda of the day.
4. To keep a minute of silence for those who were innocently killed, and pray for their surviving families.
5. All churches and mosques to preach love and forgiveness.
6. Christians and Muslims to share and love one another as people of the Book.
7. Ourselves to reach out and do one positive act towards the muslims within this week.
God Bles
Sumber : http://www.facebook.com/groups/61332731136/
Marilah kita bersama-sama berdoa untuk keluarga mereka.
Bishop Ng Moon Hing
9/11 incident will be 10 years this Sunday. America is gearing up for tight security of possible impending attack by terrorists. We know that this is not a war between America and the Islamic Terrorist Group Al-Qeada. It is in fact a spiritual war. It is not an American issue alone. It is an issue of the whole world, including Malaysia.
Let us use this Sunday or any Sunday to continue to pray for:
1. Peace and love to prevail.
2. Respect for sanctity of human lives.
3. Forgiveness as the main agenda of the day.
4. To keep a minute of silence for those who were innocently killed, and pray for their surviving families.
5. All churches and mosques to preach love and forgiveness.
6. Christians and Muslims to share and love one another as people of the Book.
7. Ourselves to reach out and do one positive act towards the muslims within this week.
God Bles
Sumber : http://www.facebook.com/groups/61332731136/
Saturday, 10 September 2011
Pelayanan Rebana PBM
Shallom. Pelayanan Bahasa Malaysia ( PBM) Good Shepherd Subang Jaya sekali lagi menyertai Bengkel Tarian Rebana yang diadakan di Gereja Anglikan St.Paul Petaling Jaya pada 30 & 31 Ogos yang lepas. Seramai lima orang daripada team Pelayanan BM telah menyertai bengkel ini
Thursday, 8 September 2011
Ester : Memiliki Misi Tertentu
emiliki Misi tertentu
Bahan : Ester 4:13-14
maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: "Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."
A. Latar Belakang
Kitab Ester ini menceritakan tentang keadaan orang Yahudi di Susan pada masa pemerintahan Kerajaan Persia.
Jikalau kita melihat dalam sejarah Israel, sebelumnya pada abad ke-6 SM, kerajaan Israel dibuang ke Babel ± 70 tahun. Setelah masa pembuangan ini usai, ada orang Yahudi yang kembali ke Yerusalem tetapi ada juga orang Yahudi yang tetap tinggal di daerah jajahan Kerajaan Babilonia. Dalam hal ini, kitab Ester menceritakan orang Yahudi yang tidak kembali ke Yerusalem, yaitu keadaan orang Yahudi yang tinggal di daerah Susan, ibu kota Kerajaan Persia. Sedangkan Kitab Ezra dan Nehemia menceritakan bagaimana orang Yahudi kembali ke Yerusalem.
Orang Yahudi yang berada di Puri Susan ini adalah orang yang tidak kembali dengan rombongan lain ke Yerusalem. Setelah Kerajaan Babilonia kalah, Kerajaan Persia mengambil alih dan daerah kekuasaan dari Kerajaan Babilonia jatuh ke tangan Persia. Pada masa Ester ini, kerajaan yang berkuasa pada saat itu adalah kerajaan Persia.
B. Pembahasan
Ayat 13 dan 14 ini adalah perkataan yang disampaikan oleh Mordekhai kepada Ester ketika bangsa Yahudi akan dimusnahkan di Persia. Akan tetapi, sebelumnya kita akan melihat latar belakang kisah kitab Ester ini.
Pada suatu saat raja mengadakan pesta di istana, kemudian raja memanggil ratunya, ratu Wasti. Akan tetapi, ratu Wasti menolak panggilan raja untuk memperlihatan dirinya kepada orang-orang yang hadir dalam pesta itu. Hal ini membuat hati raja marah dan memecat Ratu Wasti. Akhirnya, raja mulai mengumpulkan perempuan di daerah kerajaannya untuk menggatikan posisi ratu Wasti. Singkat cerita, akhirnya raja tertarik pada seorang perempuan yang bernama Ester parasnya cantik dan elok. Ester ini adalah orang Yahudi, akan tetapi Mordekhai melarang dia untuk memberitahukan kewarganegaraannya sebagai orang Yahudi.
Siapakah Ester? Ester adalah seorang Yahudi yang tinggal di Susan, kerajaan Persia. Ester diangkat sebagai anak oleh Mordekhai. Mordekhai dengan Ester masih memiliki hubungan bersaudara. Ester ini adalah anak dari saudara ayahnya Mordekhai. Oleh karena Ester sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi, Mordekhai mengangkatnya sebagai anak.
Ester pun akhirnya menjadi ratu mendampingi Raja Ahasyweros di Persia. Dalam hal ini, Ester pun masih merahasiakan identitasnya dari Raja Ahasyweros. Pada suatu saat raja memberikan kedudukan yang terhormat kepada Haman di atas semua pembesar lainnya. Seluruh pegawai di pintu gerbang raja berlutut kepada Haman, hanya Mordekhai yang tidak mau berlutut kepadanya. Hal ini membuat Haman panas hati dan dia tidak hanya berikhtiar untuk membunuh Mordekhai, tetapi juga bangsanya Mordekhai yang tinggal di Persia. Haman berusaha untuk membunuh semua orang Yahudi di Persia.
Mordekhai pun memberitahukan hal ini kepada Ester yang sudah menjadi ratu di Istana raja Ahasyweros. Ester harus menghadap raja untuk membahas mengenai masalah ini. Mordekhai berkata kepada Ester : “Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja hanya engkau yang akan terluput dari semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain… Siapa tahu mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
Mordekhai dalam hal ini menegur Ester, bahwa walaupun Ester berada di dalam istana raja, ia juga tidak aman karena dia juga orang Yahudi. Jikalau Ester menolak untuk menyelamatkan bangsanya, maka pertolongan terhadap orang Yahudi pun akan datang dari tempat lain, yang dimaksud dengan tempat lain ini adalah bisa orang lain, dan bisa juga Allah sendiri yang akan menolong umatNya. Pada saat ini, hanya Esterlah satu-satunya orang yang dapat diharapkan untuk menyelamatkan bangsa Yahudi yang akan dimusnahkan di Persia atas inisiatif Haman, pembesar raja Ahasyweros.
Akhirnya, atas pemberitahuan Mordekhai, Ester pun siap menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya. Ester pun berpuasa dan pergi menghadap raja Ahasyweros. Singkat cerita, Ester berhasil meyakinkan raja dan bangsa Yahudi tidak jadi dimusnahkan. Haman yang berniat membunuh orang Yahudi akhirnya dihukum oleh raja, digantung pada tiang sula.
Di dalam ayat 14 dikatakan: "... siapa tahu mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu". Sepertinya di dalam ayat ini terkandung arti yang dalam. Apakah arti perkataan Mordekhai ini?
Jikalau kita melihat ayat 14 ini, sepertinya di dalam perkataan Mordekhai ini terkandung suatu pengertian bahwa keterpilihan Ester sebagai ratu bukanlah suatu kebetulan saja. Dengan kata lain, ada suatu tujuan tertentu dari Allah untuk Ester, ketika Ester sebagai orang Yahudi terpilih sebagai ratu di Persia. Di balik keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia pasti ada suatu tujuan atau misi tertentu. Bahwa di dalam keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia bukanlah suatu kebetulan, akan tetapi hal itu merupakan rencana Allah supaya Ester menyelamatkan bangsanya, bangsa Yahudi yang akan dimusnahkan di Persia. Itulah misi keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia. Inilah maksud perkataan yang disampaikan oleh Mordekhai, ayah angkatnya Ester. Allah memilih Ester menjadi ratu di Persia karena Allah mempunyai satu misi untuk Ester.
Berbicara mengenai misi, apakah kehidupan Tuhan Yesus memiliki misi? Ya tentu saja. Jikalau kita ada pada saat Yesus disalibkan di Yerusalem, mungkin apa respon/tanggapan kita? Mungkin saja kita sedih karena Yesus harus mati di masa usianya yang masih muda, kurang lebih 331/2 tahun. Akan tetapi apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus pada saat di salib? Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Yesus di kayu salib adalah “sudah selesai” (Yoh. 19:30). Yesus telah menyelesaikan tugas dan misiNya datang ke dunia ini. Ia datang untuk menebus dosa-dosa manusia.
C. Applikasi
Ester telah memenuhi misinya, yaitu menyelamatkan seluruh orang Yahudi yang akan dimusnahkan di Kerajaan Persia. Begitu juga Tuhan Yesus sudah menyelesaikan tugas dan misinya, yaitu untuk menebus dosa-dosa seluruh manusia. Apa yang terjadi dalam kehidupan Ester bukanlah kebetulan dan apa yang terjadi dalam kehidupan Tuhan Yesus juga bukanlah suatu kebetulan. Apa yang terjadi di dalam kehidupan kita bukanlah kebetulan, karena dibalik apa yang kita hadapi, Allah memberikan kita misi untuk kita laksanakan.
Siapapun suami kita, siapapun anak kita, apapun permsalahan yang terjadi dalam keluarga kita, itu bukanlah suatu kebetulan. Sama seperti Ester, permasalahan yang dihadapi Orang Yahudi di Persia maupun keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia bukanlah suatu kebetulan. Dibalik apa yang kita hadapi, Allah memberikan misi bagi kita untuk kita lakukan. Sebagai seorang Ayah, Allah memberikan misi untuk dilakukan bagi istri, anak-anak maupun seluruh keluarga. Sebagai seoang ibu, Allah memberikan juga misi untuk dilakukan baik itu bagi suami, anak-anak dan seluruh keluarga. Sebagai seorang anak, Allah juga telah menyiapkan misi untuk kita lakukan bagi ayah, ibu maupun keluarga besar kita. Apapun kedudukan, keadaan maupun profesi kita, Allah sudah menyediakan misi untuk kita lakukan dibalik apa yang kita hadapi dan alami saat ini.
D. Penutup
Sebagaimana Kristus sudah menyelesaikan misinya sebagai Juruselamat, begitu juga Ester telah memenuhi misinya sebagai ratu, selanjutnya kita sebagai Anak Allah juga memiliki misi masing-masing yang harus kita lakukan baik itu di dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Sehingga pada saat kita mencapai akhir hidup kita kita dapat berkata seperti apa yang Tuhan Yesus katakan, yaitu: “sudah selesai.” Kita sudah selesai menjalankan misi kita di dunia ini.
Amin…
Subscribe to:
Posts (Atom)