Peta PBM

Saturday, 1 October 2011

ARTIKEL DOA: KEHIDUPAN PRIBADI PRAJURIT KRISTUS YANG BERDOA


Shalom,

Doa merupakan napas hidup orang percaya. Itulah sebuah ungkapan betapa
doa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam menjalani hidup
sebagai orang Kristen. Ibarat kehidupan yang mengharuskan kita
bernapas, demikian juga pertumbuhan iman kita akan mati jika kita
tidak berdoa. Dalam edisi kali ini, kami akan membahas hal-hal yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan rohani yang kuat. Kami berharap
semoga materi kali ini dapat memperkuat gaya hidup Anda untuk berdoa.
Tuhan memberkati.

Redaksi Tamu e-Doa,
Rento Ari Nugroho
< http://doa.sabda.org >

           ARTIKEL DOA: KEHIDUPAN PRIBADI PRAJURIT KRISTUS
                            YANG BERDOA

Rencana Allah Memakai Manusia

Fakta Alkitab menunjukkan bahwa Allah bekerja melalui manusia. Will
Houghton berkata, "Allah menulis sejarah dengan istilah manusiawi."
Cerita Kitab Kejadian berkisar pada delapan orang. Alkitab menampilkan
epik dan kurun sejarah, namun yang menjadi pusatnya adalah manusia.
"Umumnya, manusialah yang menjadi kunci zamannya", kata R.A. Torrey.
Memang benar, oranglah yang dipakai Allah sebagai pelaksana maksud-Nya
di dunia ini. Augustinus menambahkan, "Tanpa Allah, kita tak mampu.
Tanpa kita, Allah tidak mau."

Pikiran ini dilukiskan jelas ketika kita menghadiri kebaktian di
gereja. Bagaimanakah Allah mencapai orang-orang terhilang dalam
kebaktian? Apakah dengan bangku? Dengan lampu atau mimbar? Tidak. Cara
Allah ialah dengan memakai orang. Jarang sekali Allah memakai
barang-barang. Rencana-Nya berpusat pada seorang manusia. Setelah
kita bertumbuh rohani, kita baru bisa berdoa sesuai dengan keinginan
Tuhan. Di bawah ini dicantumkan hal-hal yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan rohani yang kuat, serta perkembangan pribadi yang berarti.

1. Perlunya Penyerahan Penuh.

Hal terpenting untuk memperbaiki diri adalah penyerahan penuh. Pada
dasarnya ini sesuai dengan prinsip alkitabiah. Leonard Ravenhill
menyatakan, "Banyak kesukaran kita jumpai dalam penginjilan dunia.
Namun, kesulitan-kesulitan itu menyebabkan orang menjadi lebih ulet.
Harganya mahal." M. Francois Coillard menambahkan, "Haruslah kita
ingat bahwa Yesus menyelamatkan dunia bukan dengan jalan menjadi
perantara dalam kemuliaan." Sebaliknya, Ia memberikan diri-Nya
sendiri. Kita banyak berdoa untuk penginjilan dunia. Namun, doa-doa
itu sangat bertentangan dengan yang diharapkan, selama kita hanya
memberikan sisa-sisa saja bukannya mempersembahkan diri kita sendiri.
Jadi, inilah titik mula kedewasaan. Kita haruslah seperti Yesus,
karena Yesus Kristus menyerahkan diri sepenuhnya.

2. Perlunya Menerima Pengampunan.

Ada orang-orang Kristen yang sangat kurang mengenali maupun menghargai
dirinya sendiri, sebab mereka tidak mau menerima pengampunan dari
Allah. Mereka terus menderita secara rohani, karena merasa kurang
layak mendatangi hadirat Allah yang Kudus sebagaimana adanya mereka.
Seorang pengarang tidak dikenal pernah menuliskan, "orang-orang suci
adalah orang yang membiarkan pengampunan Allah masuk sepenuh-penuhnya
ke dalam hidup mereka, sehingga bukan hanya dosa disucikan, tetapi
termasuk juga diri mereka yang sesungguhnya." Sekali lagi kita lihat
proporsi kemauan mereka untuk sungguh-sungguh mengampuni orang lain,
persis dengan tingkat pengampunan yang telah mereka terima. Di sini,
kita melihat satu lagi kunci utama untuk perkembangan diri. Sangat
perlu kita sadari bahwa Yesus Kristus mati di kayu salib untuk
mengampuni dosa kita secara sempurna. Pengampunan ini komplet. Yesus
sendiri mengatakan "sudah genap". Kita hanya dapat berkembang dengan
sempurna bila kita mau menerima fakta ini.

3. Perlunya Disiplin.

Disiplin merupakan faktor utama dalam perkembangan diri. Kehidupan
Kristen yang utuh kita hayati hanya bila kita patuh dan disiplin.
Memang ada kebebasan dan semangat untuk melayani Tuhan. Namun,
janganlah kita lupa segi lain, yaitu disiplin dan kepatuhan. Hope Mac
Donald berkata, "Disiplin adalah kunci tunggal untuk membuka pintu
hidup yang penuh sukacita dengan Kristus." Orang Kristen sebagai anak
Allah, dapat menghayati betapa dalamnya perkembangan rohani seperti
yang Kristus inginkan. Inilah syarat mutlaknya: mereka harus
membenamkan diri di dalam firman Allah, khususnya Sabda Yesus Kristus
perihal menjadi murid yang sejati.

4. Perlunya Menjaga Kesehatian Tubuh.

Hampir dapat dipastikan kita berfungsi sebaik-baiknya secara rohani,
ketika kita dapat berfungsi dengan baik secara jasmani. Kita tidak
dapat memerhatikan keperluan khusus untuk berdoa, bila pikiran kita
terus terganggu oleh tubuh yang sakit. Memang, adakalanya Allah
membiarkan penyakit dan penderitaan untuk membawa orang Kristen ke
tingkat rohani yang lebih tinggi. Walaupun demikian, dalam kebanyakan
hal, tubuh yang kurang sehat mungkin disebabkan kurangnya pemeliharaan
di masa lalu. Yesus memperingatkan para murid-Nya untuk hal ini. Pada
saat berbicara tentang peristiwa yang mengawali kedatangan-Nya
kembali, Tuhan memperingatkan para murid agar "Jangan sarat oleh,
pesta pora dan kemabukan, serta kepentingan duniawi (Lukas 21:34).
Peringatan pertama dalam ayat itu mengenai pesta pora, termasuk makan
terlalu banyak. Yesus menentang ini karena Ia tahu hal yang
berlebihan, merintangi perkembangan diri orang percaya dalam bidang
kesehatan.

5. Perlunya Menghargai Waktu.

Sejarah menunjukkan bahwa ada orang-orang yang berbuat banyak bagi
Allah. Mereka sangat menyadari perlunya menggunakan waktu dengan
bijaksana. Bagi mereka, setiap menit berharga, sebagai hadiah istimewa
dari Allah. Hamba-hamba Tuhan seperti John Wesley dan George
Whitefield, teliti sekali mengenai penggunaan waktu. Misalnya John
Wesley, ia mulai kegiatan pukul 04.00 pagi dan selalu ia tepat waktu.
Ia beristirahat malam pukul 22.00. Jika ada tamu pada saat itu, Wesley
mengakhiri dengan berbicara sopan: "Nah, saudara-saudara, inilah
saatnya semua orang sebaiknya berada di rumah." John Wesley tahu,
kalau ia tak memerhatikan waktu malam itu, ia akan sangat terganggu
besok paginya. Barangkali kesalahan terbesar yang dibuat orang Kristen
dalam hal pemakaian waktu adalah mengubahnya menjadi karet. Haruslah
kita pusatkan perhatian kepada hal terpenting untuk mencapai tujuan.
Seorang Quaker [Kelompok orang Kristen saleh di Inggris, Red.] yang
bijaksana, Thomas Kelly menyimpulkan "Kita tak dapat mati di atas
setiap salib."

6. Perlunya Pikiran yang Diperbaharui.

Kita tidak boleh meremehkan kekuatan "berpikir sehat". Ini perlu dalam
perkembangan diri. Dalam pokok pembicaraan ini disinggung betapa kita
harus "menyaring" apa yang masuk ke dalam pikiran kita. Dalam
Perjanjian Baru, kata bertobat bermakna harfiah sebagai "memiliki
pikiran yang berbeda". Berpikir positif menghasilkan pertumbuhan diri
pribadi, sedangkan berpikir negatif menghalangi kedewasaan rohani.
Norman Vincent Peale memberi nasihat, "Setiap orang waras pernah
memikirkan dan menyadari hal ini: Benarlah kata para dokter bahwa
sikap negatif, kebencian, gerutu, maksud buruk, kecemburuan, dendam
kesumat menyebabkan kesehatan memburuk. Serangkaian kemarahan
menyebabkan rasa perih dalam perut yang mengarah ke penyakit perut.
Reaksi-reaksi kimia tertentu dalam tubuh ditimbulkan oleh cetusan
emosi yang menghasilkan rasa kurang sehat. Bila hal ini terjadi terus-
menerus sepanjang waktu tertentu, maka kondisi tubuh secara umum akan
semakin memburuk.

7. Perlunya Roh yang Benar.

Ini sebuah teka-teki: dari segi duniawi, kita melihat dari Alkitab
bahwa Allah memilih orang berumur 80 tahun memimpin puluhan ribu orang
menyeberangi padang tandus ke tanah perjanjian. Tepatnya mengapa Allah
memilih Musa yang tua itu menjalankan tugas itu. Jawabannya dilukiskan
dalam Bilangan 12:3. Digambarkan "Musa seorang yang sangat lembut
hatinya, lebih dari setiap manusia yang ada di atas muka bumi". Di
antara orang-orang itu, Musa memiliki hati yang lembut, oleh sebab itu
Allah memilih dia memikul tanggung jawab besar. Memang Musa menulis
lebih banyak halaman Alkitab dibandingkan dengan siapa saja, termasuk
Paulus. Tak sukar mencari sebab mengapa ia dipilih. Musa dapat
diandalkan untuk mendengar dan mematuhi Allah. Seorang yang memiliki
"roh yang benar" selalu rela mendengarkan.

Daniel memiliki sikap hati yang sama. Ia itu ditinggikan melebihi
semua raja-raja dan pemimpin-pemimpin di Babilonia. Bukan itu saja
yang Alkitab sebutkan, tetapi dinyatakan juga mengapa Daniel menerima
peningkatan itu. Mungkin ada orang berpendapat, itu karena Daniel
selalu berdoa, tetapi penjelasan lengkap dari firman Allah bukan hanya
demikian. Dengan sederhana Alkitab berkata, "Maka Daniel ini melebihi
para pejabat tinggi dan para wakil raja itu karena ia memunyai roh
yang luar biasa." (Daniel 6:43)

Perkembangan diri dalam semua segi sangat penting bila kita mau
dipakai oleh Allah. Orang yang tidak rela memperkembangkan suatu "roh
yang luar biasa" tak mungkin akan pernah bertumbuh dengan sempurna.

Sumber asli: "Pedoman Doa yang Mengubah Dunia"
Penerbit: Yayasan Literatur Kristen Indonesia

No comments:

Post a Comment