Laman Blog Rasmi Pelayanan Bahasa Malaysia Gereja Anglikan Good Shepherd Subang Jaya Masa Kebaktian : 2:00 petang - 4:00 petang Bible study : 4:15 petang-5 :15 petang Emel : pbmgssj@gmail.com Tel / Fx : 03-80251207 H/p : 019-3880285
Tuesday, 30 August 2011
Keselamatan Tidak Pernah Gagal Roma 8:28-30 -K.A.M. Jusufroni - GEREJA KEMAH ABRAHAM INDONESIA
Injil Yohanes telah memberikan ringkasan dengan langkah-langkah berikut: Semua yang telah dipilih BAPA untuk menjadi milik-NYA, telah diberikan-NYA kepada Anak-NYA (17:6), dan semua yang telah diberikan-NYA kepada Anak, dikenal oleh Anak (10:14), dan dipanggil oleh Anak (10:3), dan mengenal suara-Nya (10:4,5), dan datang kepada-Nya (6:37), dan mengikuti Dia (10:27), dan Anak menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba (10:11, 15), dan kepada setiap orang yang untuknya Ia mati, Ia memberikan hidup kekal (10:28), dan memelihara mereka dalam firman BAPA (17:6), agar tidak ada satu pun yang binasa (6:39), atau direbut dari tangan-Nya (10:28), tetapi dibangkitkan pada akhir zaman (6:39), untuk memuliakan Anak-NYA selamanya (17:10).
“Pemilihan” adalah fondasi yang tidak dapat dirobohkan bagi keselamatan yang tidak mungkin gagal.
KONSEP PEMILIHAN PAULUS
Paulus merinci mengenai konsep “Pemilihan” ini seperti dalam Rm. 8:28-30 (28) “mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana TUHAN” (tois kata prothesin klêtois ousin)Kata klêtois adalah kata sifat yang berasal dari kata kaleô artinya “memanggil.”
Kata klêtois berarti mereka yang telah menerima panggilan atau undangan untuk menjadi tamu atau anggota dari suatu kumpulan, kelompok atau grup. Kata ini digunakan untuk membedakan dengan kata eklektoi yang berarti mereka yang telah memberikan respon atau tanggapan atas suatu panggilan atau undangan.
Poin ini menjadi lebih jelas bahwa rencana penyelamatan TUHAN tidak dapat digagalkan
(29a) “semua orang yang dipilih-NYA dari semula” (ous proegnô)
Kata proegnô secara harafiah berarti “diketahui/dikenal sebelumnya” (band. KJV: “foreknow”).
“dipilih-NYA” (proegnô) berarti diketahui/dikenal sebelumnya, artinya semua orang dipilihnya harus dilihat dalam konteks ay. 28 “mereka yang dipanggil-NYA” (klêtois).
(29b) “mereka juga ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-NYA” (kai proôrisen summorfous tês eikonos tou huiou autou)
Kata “ditentukan” menggunakan kata proôrisen artinya “ditetapkan/ditentukan/diputuskan sebelumnya.” Dalam KJV diterjemahkan “predestinate”
Kata “serupa” menggunakan kata summorfous artinya memiliki bentuk atau natur yang sama.
(29c) “supaya Ia, Anak-NYA itu, menjadi sulung di antara banyak saudara” (eis to einai auton prôtotokon en pollois adelfois)
(30) “mereka yang ditentukan-NYA dari semula” (proôrisen)
“mereka itu juga dipanggil-NYA” (ekalesen)
Kata ekalesen berakar dari kata kaleô (lihat ay. 28)
“mereka yang dipanggil-NYA” (ekalesen)
“mereka itu juga dibenarkan-NYA” (edikaiôsen)
Kata edikaiôsen berakar dari kata dikaioô yang merupakan istilah hukum dalam pengertian “dinyatakan benar” atau bisa juga “dinyatakan bebas” (band. Kis. 13:39 dan Rm. 6:7)
“mereka yang dibenarkan-NYA” (edikaiôsen)
“mereka itu juga dimuliakan-NYA” (edoxasen)
Kata edoxasen berakar dari kata doxazô artinya “dimuliakan; ditinggikan; dihormati; diagungkan”
Panggilan dalam ayat 30 ini tidak diberikan kepada semua orang, karena semua orang yang dipanggil juga dibenarkan, padahal tidak semua orang dibenarkan, jadi, panggilan ayat 30 bukanlah panggilan umum, seperti yang diberikan TUHAN melalui seluruh ciptaan-NYA (Mzm. 19:2,3).
Karena “panggilan” di sini berkaitan bagi mereka yang ditentukan TUHAN untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-NYA (29).
PEMBENARAN OLEH IMAN
Pembenaran itu hanya oleh iman “kita yang dibenarkan karena iman” (dikaiôthentes oun ek pisteôs) (Rm. 5:1)
Kata “dibenarkan” menggunakan kata dikaioô (lihat ay. 30 di atas)
Jika semua yang dipanggil itu pasti dibenarkan, maka panggilan itu sendiri harus menghasilkan atau menjamin iman. Karena, tidak seorang pun dibenarkan tanpa iman.
Karena pembenaran hanya oleh iman, panggilan yang dimaksud haruslah tindakan TUHAN yang melaluinya IA menciptakan iman (Rm. 1:17)
PENGERTIAN PANGGILAN
Pengertian tentang panggilan TUHAN terlihat jelas dalam 1Kor. 1:23, 24
“tetapi untuk mereka yang dipanggil” (autois de tois klêtois)...“Kristus adalah kekuatan TUHAN dan hikmat TUHAN”(Khriston Theou dunamin kai Theou sofian)
Perhatikan kedua macam “panggilan” yang diimplikasikan dalam teks ini.
Pertama, pemberitaan Paulus menjangkau semua orang, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, ini adalah panggilan umum dari injil.
Panggilan ini menawarkan keselamatan kepada semua orang yang mau percaya kepada Kristus, ternyata panggilan ini jatuh di telinga yang “tidak bersedia,” “banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” (polloi gar klêtoi, oligoi de eklektoi) (Mat. 22:14) [lihat ay. 28 di atas].
Kedua, Paulus merujuk pada panggilan lain, bahwa di antara mereka yang mendengar, ada sebagian yang dipanggil, sehingga mereka tidak menganggap salib sebagai kebodohan, tetapi kuasa dan hikmat TUHAN.
Berarti panggilan itu menghasilkan apa yang dituntutnya, yaitu iman. “Efektual”
Inilah anugerah yang tidak dapat dilawan, tetapi bukan berarti anugerah tidak dapat dilawan, “kamu selalu menentang Roh Kudus” (humeis aei tô Pneumati tô hagiô antipiptete) (Kis. 7:51 band. 2Kor. 4:4-6)
Karena manusia dibutakan oleh kegelapan, maka dibutuhkan mujizat “Terang Dunia” itu dibutuhkan daya ciptaan baru (Kej. 1:3 band. Kis. 16:14).
PENGENALAN SEBELUMNYA
Perhatikan implikasi yang muncul dalam Rm. 8:29 “semua orang yang dipilih-NYA dari semula” (ous proegnô)
Menimbulkan arti “pengenalan sebelumnya” sehingga ay. 29 ini memiliki muatan “meerka yang diketahui sebelumnya, juga ditentukan-NYA.”
Bahwa manusia beriman bukan karena kemampuan mereka sendiri, mereka membuat keputusan sendiri untuk beriman agar mereka dapat jadi anak-anak-NYA, tidak ada iman yang ditimbulkan dari diri sendiri yang sudah diketahui sebelumnya.
Mereka dipanggil secara efektual, bahwa semua orang yang dipanggil pasti secara sempurna dibenarkan—pembenaran oleh iman, dan karena itu panggilan ilahi menjamin iman.
Iman bukanlah produk dari kemampuan membuat keputusan pribadi yang direspon oleh TUHAN, iman adalah hasil dari anugerah TUHAN yang diprakarsai oleh TUHAN.
Jadi, pengenalan sebelumnya (foreknowledge) (Rm. 8:29) bukanlah kesadaran tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan, di luar anugerah TUHAN.
Sebaliknya, pengenalan sebelum itu merupakan jenis pengenalan yang dimaksud dalam PL:
Kej. 18:19 “AKU telah memilih (mengenal) dia (Abraham)supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN” (ki yeda‘tiw lema‘an asher yetsawweheth-banaw we’eth-betho akharaw weshamru derekh YHWH)
Yer. 1:5 “Sebelum AKU membentuk engkau dalam rahim ibumu, AKU telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, AKU telah menguduskan(memisahkan—memilih) engkau; AKU telah menetapkan engkau” (beterem etstsorkha vabbeten yeda‘tikha uveterem tetse merekhem hiqdashtikha)
Amos 3:2 “Hanya kamu (Israel) yang KU-kenal dari segala kaum di muka bumi” (raq ethkhem yada‘ti mikkol mishpekhoth)
Pengenalan sebelumnya yang seperti ini sama dengan pemilihan.
Jadi, “panggilan” dalam ay. 30 merupakan karya TUHAN yang berdaulat membawa manusia “panggilan” tersebut kepada iman yang olehnya mereka dibenarkan.
Kata klêtois berarti mereka yang telah menerima panggilan atau undangan untuk menjadi tamu atau anggota dari suatu kumpulan, kelompok atau grup. Kata ini digunakan untuk membedakan dengan kata eklektoi yang berarti mereka yang telah memberikan respon atau tanggapan atas suatu panggilan atau undangan.
Poin ini menjadi lebih jelas bahwa rencana penyelamatan TUHAN tidak dapat digagalkan
(29a) “semua orang yang dipilih-NYA dari semula” (ous proegnô)
Kata proegnô secara harafiah berarti “diketahui/dikenal sebelumnya” (band. KJV: “foreknow”).
“dipilih-NYA” (proegnô) berarti diketahui/dikenal sebelumnya, artinya semua orang dipilihnya harus dilihat dalam konteks ay. 28 “mereka yang dipanggil-NYA” (klêtois).
(29b) “mereka juga ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-NYA” (kai proôrisen summorfous tês eikonos tou huiou autou)
Kata “ditentukan” menggunakan kata proôrisen artinya “ditetapkan/ditentukan/diputuskan sebelumnya.” Dalam KJV diterjemahkan “predestinate”
Kata “serupa” menggunakan kata summorfous artinya memiliki bentuk atau natur yang sama.
(29c) “supaya Ia, Anak-NYA itu, menjadi sulung di antara banyak saudara” (eis to einai auton prôtotokon en pollois adelfois)
(30) “mereka yang ditentukan-NYA dari semula” (proôrisen)
“mereka itu juga dipanggil-NYA” (ekalesen)
Kata ekalesen berakar dari kata kaleô (lihat ay. 28)
“mereka yang dipanggil-NYA” (ekalesen)
“mereka itu juga dibenarkan-NYA” (edikaiôsen)
Kata edikaiôsen berakar dari kata dikaioô yang merupakan istilah hukum dalam pengertian “dinyatakan benar” atau bisa juga “dinyatakan bebas” (band. Kis. 13:39 dan Rm. 6:7)
“mereka yang dibenarkan-NYA” (edikaiôsen)
“mereka itu juga dimuliakan-NYA” (edoxasen)
Kata edoxasen berakar dari kata doxazô artinya “dimuliakan; ditinggikan; dihormati; diagungkan”
Panggilan dalam ayat 30 ini tidak diberikan kepada semua orang, karena semua orang yang dipanggil juga dibenarkan, padahal tidak semua orang dibenarkan, jadi, panggilan ayat 30 bukanlah panggilan umum, seperti yang diberikan TUHAN melalui seluruh ciptaan-NYA (Mzm. 19:2,3).
Karena “panggilan” di sini berkaitan bagi mereka yang ditentukan TUHAN untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-NYA (29).
PEMBENARAN OLEH IMAN
Pembenaran itu hanya oleh iman “kita yang dibenarkan karena iman” (dikaiôthentes oun ek pisteôs) (Rm. 5:1)
Kata “dibenarkan” menggunakan kata dikaioô (lihat ay. 30 di atas)
Jika semua yang dipanggil itu pasti dibenarkan, maka panggilan itu sendiri harus menghasilkan atau menjamin iman. Karena, tidak seorang pun dibenarkan tanpa iman.
Karena pembenaran hanya oleh iman, panggilan yang dimaksud haruslah tindakan TUHAN yang melaluinya IA menciptakan iman (Rm. 1:17)
PENGERTIAN PANGGILAN
Pengertian tentang panggilan TUHAN terlihat jelas dalam 1Kor. 1:23, 24
“tetapi untuk mereka yang dipanggil” (autois de tois klêtois)...“Kristus adalah kekuatan TUHAN dan hikmat TUHAN”(Khriston Theou dunamin kai Theou sofian)
Perhatikan kedua macam “panggilan” yang diimplikasikan dalam teks ini.
Pertama, pemberitaan Paulus menjangkau semua orang, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, ini adalah panggilan umum dari injil.
Panggilan ini menawarkan keselamatan kepada semua orang yang mau percaya kepada Kristus, ternyata panggilan ini jatuh di telinga yang “tidak bersedia,” “banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” (polloi gar klêtoi, oligoi de eklektoi) (Mat. 22:14) [lihat ay. 28 di atas].
Kedua, Paulus merujuk pada panggilan lain, bahwa di antara mereka yang mendengar, ada sebagian yang dipanggil, sehingga mereka tidak menganggap salib sebagai kebodohan, tetapi kuasa dan hikmat TUHAN.
Berarti panggilan itu menghasilkan apa yang dituntutnya, yaitu iman. “Efektual”
Inilah anugerah yang tidak dapat dilawan, tetapi bukan berarti anugerah tidak dapat dilawan, “kamu selalu menentang Roh Kudus” (humeis aei tô Pneumati tô hagiô antipiptete) (Kis. 7:51 band. 2Kor. 4:4-6)
Karena manusia dibutakan oleh kegelapan, maka dibutuhkan mujizat “Terang Dunia” itu dibutuhkan daya ciptaan baru (Kej. 1:3 band. Kis. 16:14).
PENGENALAN SEBELUMNYA
Perhatikan implikasi yang muncul dalam Rm. 8:29 “semua orang yang dipilih-NYA dari semula” (ous proegnô)
Menimbulkan arti “pengenalan sebelumnya” sehingga ay. 29 ini memiliki muatan “meerka yang diketahui sebelumnya, juga ditentukan-NYA.”
Bahwa manusia beriman bukan karena kemampuan mereka sendiri, mereka membuat keputusan sendiri untuk beriman agar mereka dapat jadi anak-anak-NYA, tidak ada iman yang ditimbulkan dari diri sendiri yang sudah diketahui sebelumnya.
Mereka dipanggil secara efektual, bahwa semua orang yang dipanggil pasti secara sempurna dibenarkan—pembenaran oleh iman, dan karena itu panggilan ilahi menjamin iman.
Iman bukanlah produk dari kemampuan membuat keputusan pribadi yang direspon oleh TUHAN, iman adalah hasil dari anugerah TUHAN yang diprakarsai oleh TUHAN.
Jadi, pengenalan sebelumnya (foreknowledge) (Rm. 8:29) bukanlah kesadaran tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan, di luar anugerah TUHAN.
Sebaliknya, pengenalan sebelum itu merupakan jenis pengenalan yang dimaksud dalam PL:
Kej. 18:19 “AKU telah memilih (mengenal) dia (Abraham)supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN” (ki yeda‘tiw lema‘an asher yetsawweheth-banaw we’eth-betho akharaw weshamru derekh YHWH)
Yer. 1:5 “Sebelum AKU membentuk engkau dalam rahim ibumu, AKU telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, AKU telah menguduskan(memisahkan—memilih) engkau; AKU telah menetapkan engkau” (beterem etstsorkha vabbeten yeda‘tikha uveterem tetse merekhem hiqdashtikha)
Amos 3:2 “Hanya kamu (Israel) yang KU-kenal dari segala kaum di muka bumi” (raq ethkhem yada‘ti mikkol mishpekhoth)
Pengenalan sebelumnya yang seperti ini sama dengan pemilihan.
Jadi, “panggilan” dalam ay. 30 merupakan karya TUHAN yang berdaulat membawa manusia “panggilan” tersebut kepada iman yang olehnya mereka dibenarkan.
Keluarga Pelayanan PBM 2011
Shallom. Dengan kuasa dan pimpinan Tuhan, kami mula mengembangkan pelayanan PBM pada tahun ini. Dengan kehadiran purata 50 ( sekiranya tiada yang posting), kami berdoa agar lebih ramai gereja-gereja BM dari sabah dan sarawak memperkenalkan dan mempromosikan kebaktian kami di gereja lokal anda. Maklumat lanjut, boleh menghubungi kami melalui facebook ataupun menghantar emel kepada kami. Kami dengan pimpinan Tuhan akan berusaha melayani jemaat anda kelak. Tuhan memberkati.
MOUNT Murud International Revival Meeting
ABOUT US
The Revival Years
The years after the first revival in the late 1920's which saw a dramatic transformation to the people and the land, were bountiful and peaceful. Everyone in the village worships the God of Israel and professes Jesus as their Lord and Saviour.
Little did they know that God had greater plans for them.
Teaching and Training in the Ways of God
In 26 October 1973, the bible school teachers from Theology School of Sijil Injil Borneo (SIB) Sarawak and Sabah conducted a Teacher's Seminar in Kampung Baru Theology School, Krayan, Indonesia. Participants came from all over Indonesia to learn all they can from the experienced teachers.
After the conference ended, Pak Tagal invited several Indonesian evangelists to visit SIB Buduk Nur, Ba Kelalan. These evangelists originated from Timur, Kopang and East Java where revival has taken place about 20 years before. Together they gave advice and guidance on how to harness the power of the Holy Spirit.
The Turning Point
This was the turning point where Pak Tagal learned about the mighty work of the Holy Spirit. A desire and deep longing came to his heart to hear what God has spoken or revealed to them through visions, prophecy or audible voice. He led a prayer group with like-minded souls and God, in His grace, imparted many gifts during this time to the group. Every vision and prophecy was subjected and filtered with the Word of God to verify that the source is indeed from God.
A man called Pa Agong Bangau and a lady called Maria Gukang were part of this prayer group. God raised them up as His spokespersons and gave them the gift of prophecy. Through Pa Agong, God revealed His plans and purposes to establish Mount Murud as the site for His church. The signs and wonders are listedhere.
From 1975 when God first imparted the vision to the completion of the Church Camp building in 1990, He has unceasingly shown Himself faithful to finish the work He began in His peoples' hearts.
Click here to read full "History of International Revival Meeting" | |
Click here to read full history of "Ba Kelalan Miracles" |
International Revival Meeting Begins
Every year in May, the Lun Bawangs will make their way up to the steep craggy mountain to seek God's face in worship and prayer. It is a special time for God to minister deeply into their souls. Come July during the International Prayer Meeting (IPM), they are then ready to minister to other worshippers that come from all parts of the world.
As word got around, foreigners began to join the International Prayer Meeting. As the challenging climb up Mount Murud limits attendance to only those who are physically fit, the IPM is also held in Ba'kelalan every alternate year so that the elderly and the infirmed would not miss out on God's presence and blessings during the prayer meeting. Please refer to our Itinerary page to find out the dates and location of this year's International Prayer Meeting.
Still, there have been instances where physically ill people have pressed on to make the climb. One lady was in so much pain that she made the climb in tears. Yet she pressed on. All she wanted was a touch from God. Our merciful God honoured her faith and perseverance, and healed her from her illness. This and many more other testimonies are listed in our Testimonies page
Subscribe to:
Posts (Atom)